ORANG UTAN SUMATERA
Kera besar orang utan, di seluruh dunia hanya ditemukan di alam bebas di pulau Sumatra dan Kalimantan, dan kini berada dalam bahaya kepunahan. Habitat mereka menghilang dengan cepat melalui kegiatan tidak terkendali illegal logging, juga hutan sebagai rumah mereka dikonversi menjadi perkebunan dan pemukiman, atau mereka diburu dan dikurung, kata Dr Sri Suci Utami Atmoko, ahli biologi dan konservasi orangutan. Jumlah populasi orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) sekarang yang tertinggal di alam bebas diperkirakan hanya 65.000, seperti laporan harian Kompas.
Dr Suci Atmoko memperkirakan bahwa populasi orangutan sekarang di Sumatera, sekarang berjumlah sekitar 7.500, akan berkurang setengahnya dalam satu dekade, dan 97 persen dalam 50 tahun, jika tidak ada yang dilakukan untuk menghentikan hilangnya habitat mereka. Setelah itu spesies ini akan punah.
Seperti hari ini jumlah mereka kurang dari 1.000 ekor, Uni Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam telah mendaftar orangutan Sumatera sebagai spesies yang punya posisi "terancam serius", sehingga intervensi konservasi sangat mendesak untuk dilakukan.
Orang utan sumatera Selain itu, hilangnya habitat hutan mereka menciptakan masalah dalam upaya untuk melepaskan kera kembali ke alam. Sekarang ada sekitar 800 orangutan di pusat rehabilitasi menunggu untuk dibebaskan dan kembali ke alam liar. Orangutan tidak dapat dilepaskan hanya di sembarang hutan, karena mereka harus dibebaskan di tempat yang pernah menjadi habitat hutan bekas orangutan. Selain itu, masyarakat dimana mereka dilepaskan juga harus menerima mereka dan dididik dalam konservasi. Melalui promosi eko-pariwisata, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan ekonomi dari keterlibatan mereka dalam konservasi orang utan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar